Rabu, 19 Oktober 2011

Palangkaraya Kalimantan Tengah

Aku, jelas nggak bakal bercerita soal letak geografis or segala sesuatu yang bisa kalian di peta, wikimapia or ensiklopedia. aku akan bercerita tentang Palangkaraya- Kalimantan Tengah dari sudut pandangku, sebagai pendatang baru di Palangkaraya...


so ..go on

Beda Tanah


Pertama ke Pky, serasa berlibur ke pantai. habis di mana mana pasir putih, nyaris nggak kutemui tanah merah yang di kayak di Semarang.

Karena tanah berupa pasir, ada beberapa yang aku notice karenanya, antara lain:
  1. Suara jadi lebih keras: meskipun jarak antara kamar dengan jalan lumayan jauh kurang lebihnya 8-14 meter, tapi setiap suara terdengar jelas, langkah kaki, suara motor, anjing kejar-kejaran..sepertinya suara itu persis di depan rumah, di Semarang yang jarak kamar dan jalan cuma 3 meter nggak gitu-gitu amat.bisa jadi karena tanah pasir lebih berongga, sehingga suara tersalur lebih cepat tanpa teredam sementara di Semarang tanahnya padat sehingga meredam suara yang ada.

  2. Pohon-pohonnya....beda!. Beda hijau dan terutama beda kerimbunannya...kok di Pky, pohonnya kurus-kurus ya?, he he habis yang ndut-ndut udah ditebangi semua. beberapa tanaman sayur yang tumbuh juga beda, ada bayam yang warnanya hijau pucat ada yg hijau juga, karena aku bukan ahli botani, aku nggak bisa memutuskan apakah mereka beda species atau kurang gizi

  3. Banyak E'ek guk guk...ya jelas, di jawa aja, guk-guk, tikus, pus senengnya e'ek di pasir..kalo di PKy tanahnya pasir semua, jadi mereka jadi bebas merdeka e'ek di mana mana

  4. Selokan..saluran air??? di Semarang, banyak saluran air, tapi pada mampet n tergenang. di sini, saluran airnya nggak gitu teratur, untungnya tanahnya dari pasir, air lebih cepat masuk ke dalam tanah. tapi nggak tahu kalo musim ujan ntar.


Beda Belanja

Katanya beda harga antara Jawa-palangkaraya ini nggak beda jauh daripada Jawa - Irian, tapi nggak apa-apa kalo kita bahas dikit.Karena letak geografisnya yang jauh dari laut or muara, jadi transportasi ada beberapa pilihan, setelah dari laut ke darat (pake truk) atau pesawat. karena hal ini bisa jadi beberapa barang diPky harganya lebih tinggi.
  1. sayuran jelas, harga jauh lebih mahal daripada Semarang, bisa 5 kali lipat, di sana seikat sawi 500 rupiah, di sini seikat sawi 1000rupiah tapi isinya cuma sepersepuluhnya. Di Semarang sayur sop standar(kentang,kol,wortel,daun bawang n daun seledri) juga 500 rupiah, di sini 5000 rupiah. Beberapa bahan memang ada yang ditanam disini, tapi harganya tetap mahal, hal ini dikarenakan biaya perawatan di tanah gambut or tanah pasir lebih mahal daripada tanah vulkanik.

  2. Ikan laut, harganya memang nggak beda jauh jauh amat, kalo di Semarang udang besar sekilo 24 rb, disini 35rb tapi yang beda mutunya. karena dekat laut, di Semarang ikan laut jauh lebih segar, sedang di sini, sudah menempuh perjalanan jauh, aku bahkan pernah menemukan(membeli) udang yang udah di kaporit..langsung aku kasih kucing, ternyata kucingnyapun nggak doyan. ikan yang lain juga gitu....bagi penggemar berat seafood kayak aku, ini adalah cobaan berat.

  3. Ikan sungai maupun ikan hasil perkembangbiakan juga lebih mahal, bukan kenapa kenapa tapi antara demand n supply nggak seimbang. yang ternak dikit, yang nangkap ikan dikit tapi yang makan banyak (Pky sebagaian besar penduduknya adalah pegawai)

  4. Hampir semuanya 1-2x lebih mahal

  5. Kecuali kalo ketipu, bisa berpuluhkali lebih mahal. karena meskipun sudah bentuknya toko n ada label harganya, menawar adalah hal wajar dilakukan. untuk seorang yang nggak bisa nawar kayak aku,pasrah aja deh....aku udah berkuali-kuali ketipu, rugi baik materiil maupun spritual (alias gondok).

  6. Belilah barang yang mereknya sudah dikenal untuk menjamin mutunya : misal: pilihlah Bigland untuk springbed, jangan coba2 milih yg tanpa merek atau merek palsu. 
  7. kalau di Jawa, barang2 produk Unilever-Lion atau merek besar lain bisa jadi lebih mahal dari produk lainnya. kalo di Palangkaraya, harga tsb bedanya sangat tipis, mahal kadang sama. hal ini terjadi karena barang2 produk unilever lebih kuat dalam distribusi sehingga dapat menekan biaya pengiriman, sampai Pky, jadinya lebih murah. 
Beda  Suku beda Bahasa

Kalo di Jawa, berapa bahasa yang lazim digunakan?....
ada bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Di Palangkaraya ada 4 bahasa: 
Bahasa Indonesia (bahasa persatuan)
Bahasa Jawa (untuk komunitas Jawa : 30%)
Bahasa Dayak  (untuk komunitas Dayak: 30%)
Bahasa Banjar (untuk komunitas Banjar: 40%)
Komunitas yang banyak adalah adalah orang Banjar, sebenarnya mereka termasuk dalam sub suku Dayak, yang berasal dari Kalimantas Selatan. tapi mereka cenderung menyebut diri mereka bukan orang Dayak, hanya karena orang dayak mayoritas adalah non muslim, dan orang banjar mayoritas muslim.

Setiap suku membawa ciri khasnya masing-masing
Orang Banjar merupakan orang-orang pesisir dengan keahlian berdagang, orang-orangnya cenderung keras,  sangat teliti soal uang dan kuat dalam hal agama.

Orang Jawa lain lagi, mereka memang terkenal sebagai suku perantau. mereka bersedia melakukan segala macam pekerjaan, mulai bertani-berdagang-maupun menjual jasa. keahlian mereka dapat beradaptasi dan sifat kerja keras mereka membuat suku tersebut menjadi salah satu suku yang persebaran merata di Indonesia. 

Orang Dayak, yang merupakan suku asli kalimantan, merupakan suku yang cinta damai dan anti konfrontasi, kecuali bila dalam keadaan yang sangat memaksa (ingat peristiwa kerusuhan Sampit dan Sambas). mereka merupakan suku yang tidak 'ngoyo' dan menikmati hidup. kebanyakan mereka bekerja sebagai pegawai pemerintah, di pedalaman mereka bekerja sebagai nelayan, penyadap karet atau kegiatan suku peramu lainnya. 

Dengan berkembangnya Palangkaraya , banyak pernikahan antar suku sehingga budayanya pun telah bercampur baur. sering kali menghasilkan campuran yang aneh-aneh.
contohnya:
rasa masakan yang aneh: bukan jawa-bukan banjar-bukan dayak. untuk merasakan ini saya sarankan anda berkunjung sendiri di sini. 
bahasa yang campur aduk: pencampuran antara bahasa Indonesia-bahasa jawa- bahasa banjar dan bahasa dayak.

Tentang Sekolah dan Daya saingnya
sekolah negeri mayoritas diisi oleh penduduk asli atau orang Dayak. 
orang Jawa dan Banjar dengan alasan religi cenderung Madrasah (MIN, MTS dan MAN).
Masih sangat sedikit lembaga pendidikan lainnya. 
banyaknya pekerjaan justru menjadikan sedikitnya persaingan. sangat mudah untuk mendapat pekerjaan, sangat sulit untuk mendapatkan pekerja yang setia, amanah dan dapat di andalkan. 
Beberapa perusahaan swasta besar cenderung memilih pekerja orang jawa-atau dari jawa. dengan alasan mereka sangat kompetitif dan mampu bekerja di bawah tekanan.
tersedia banyak sekali peluang...bagi anda yang pekerja keras, dapat membaca peluang dan cinta damai  saya persilahkan untuk berkemas dan merantau ke sini.

sebenarnya ada banyak hal tentang Palangkaraya....tidak ada cukup jutaan kata-kata.  semoga cuplikan ini membuat anda sedikit lebih mengenal palangkaraya.






KORUPSI salah siapa?

Siapa sih yang paling realisitis untuk disalahkan dalam segala permasalahan negeri ini. terutama korupsi?

apakah pemerintah?.... bukankah pemerintah merupakan sebuah institusi yang terdiri dari jiwa-jiwa yang seharusnya memiliki nurani?. dan pula pemerintah kita merupakan pesanan blueprint dari negara-negara adidaya. mereka tidak akan berdaya dengan apapun yang terjadi selama hegemoni berkuasa.
apakah penegak hukum?...bukankah penegak hukum juga manusia yang seharusnya memiliki nurani?
apakah orang tua?, apakah tempat kita belajar?....
semua ikut andil dalam bobroknya negeri ini, digeroroti dengan rakus oleh korupsi.

Kita flashback sebentar tentang Indonesia.
Negeri dengan 250 juta jiwa. semua jiwa-jiwa ini kita asumsikan semua beragama. 0,00000001% mungkin atheis, tapi tetap punya KTP dengan salah satu agama nasional kita di dalamnya.

250 juta jiwa tersebut pasti pernah datang ke masjid atau gereja , menghadiri pengajian atau mendengar pengajian dari televisi atau dari manapun. lantas kenapa kajian-kajian agama tersebut, pengajian-pengajian tersebut. tidak memberi dampak terhadap penurunan jumlah korupsi di negri kita?.

Jawabannya adalah....
para pemuka agamanya atau pemimpin pengajiannya tidak pernah berhasil menanamkan kebencian terhadap korupsi pada peserta pengajiannya.

malah banyak dari ulama dan pemuka tersebut yang mendukung korupsi. sadar maupun setengah sadar.
contoh nih:
1. ada bakal calon bupati/walikota mau ikut pilkada, mereka nyumbang duit buat bangun pesantrennya. kenapa ulama tersebut tidak mempertanyakan asal duit tersebut?. dan apa tujuan mereka jadi bupati atau walikota yang gaji sesungguhnya gak ada 10 juta perbulan sampai mereka rela mengorbankan duit bermilyar2 demi jadi bupati/walikota/politisi?.
2. ada polisi/penegak hukum  yang bakal pindah tugas, lantas menghibahkan segala macam kepemilikannya untuk pihak masjid atau kegiatan keagamaan lainnya. kenapa ulamanya tidak menolak, padahal tahu gaji polisi juga 'segitu-gitu' doang. impossible bisa beli sebuah Land Rover padahal baru 3 tahun jadi polisi. (kalo alasannya ortunya kaya atau punya bisnis lain...dilihat lagi dong asal bisnisnya....)
3. ada ustad yang sangat menanamkan sedekah dalam setiap kajiannya, karena dengan sedekah pada harta tidak akan berkurang malah berlipat ganda. tapi ustad tersebut tidak pernah menanamkan unsur ikhlas dalam bersedekah, dan tidak pernah menanamkan bahwa uang yang disedekahkan juga harus uang halal. alhasil, jadilah yayasan ustad tersebut berjaya....dengan uang dari para koruptor...
4. Banyak sekolah, yayasan keagamaan yang senantiasa bersenang hati bila mendapatkan sumbangan dari pihak-pihak (orang tua murid juga termasuk) yang terlihat track recordnya bahwa mereka adalah koruptor...bahkan tidak segan-segan mereka mengajukan proposal minta uang haram pada para koruptor tersebut.
5. banyak ulama/ustad/ atau pemuka agama apapun bersedia menerima uang dari pihak2 yang tidak jelas asal usul uangnya demi mengembangkan tempat ibadah maupun lembaga pendidikan agama. para pemuka agama seringkali membawa embel-embel bahwa sedekah tersebut membersihkan uang haram tersebut.

bro and sis...tidak ada uang haram yang bisa dicuci lantas jadi halal. bahkan dengan money laundry sekalipun. segala yg asalnya haram tetap akan jadi haram. tidak akan mengurangi dosa-dosa karena panjenengan sami mendapatkan uang tersebut dari mendholimi mahluk lain.

Aduhai pak ustad, ulama, pendeta, or siapapun anda...bukankah moralitas bangsa ini berada dipundak kalian semua.
lantas bagaimana kalian berbangga bila masjid, gereja, pesantren dan sekolah anda dibangun dari uang hasil pendholiman terhadap mahluk lain???
bila kalian mau menerima uang dari pihak2 yang berkorupsi dan mendholimi pihak lain tersebut....jelas hal tersebut adalah legalisasi terhadap korupsi
bahkan kalian meminta uang ataupun fasilitas lain dari mereka....jelas anda melegalisasi korupsi.

jadi, saya pribadi, tidak akan menyalahkan amerika, pemerintah, penegak hukum atau apapun itu. yang paling bisa disalahkan dalam hal ini jelas para pembina moral, akhlak dan nurani yang tidak paham TUPOKSI nya ini sebagai tulang punggung sekaligus ujung tombak untuk jadi hati nurani umatnya menjadi umat anti korupsi.